26 Jan 2009

Catatan harian Qu: novel "bellamore"

Catatan harian Qu: novel "bellamore"

blackberry...kebutuhan atau gengsi???



Blackberry

hmmmmm......kayanya masyarakat kita seperti sedang di hipnotis dengan yang namanya gadget yang satu ini.
Teknologi memang sekarang super duper canggih aja ni.

Blackberry merupakan gadget yang paling ‘hip’ dan ‘bersahabat’ saat ini. Mudah di akses dan tidak ribet (seperti handphone). Sekarang pasti sekarang dimana-mana kita seringkali melihat orang asyik bermain-main dengan teknologi blackberry ini. Dimall, di kampus, di jalan, di taman, dll.

Tapi tanpa disadari sebenarnya ada positif dan negatifnyajuga loh Blackberry.
Menurut aku pribadi positif-nya:

1. Up to date karena kapan saja dan dimana saja bisa mengakses dan terutama chatting!

2. Cocok banget bagi orang-orang yang mobile dan butuh arus informasi yang cepat tanggap. Karena bisa di balas dengan mudah. Bisa on-line kapan saja dan dimana saja (kecuali di pesawat yah heheheh).

3. Menghemat pulsa SMS karena chatting kan nggak perlu lama-lama menunggu balasan.

4. Eksis bo! Karena jadi trend tersendiri, punya Blackberry ada gengsi tersendiri.

5. Bisa lintas batas negara dimanapun kau berada (up-date lagi).

Negatifnya niiiii :

1. Harganya nggak canggih ni..alias MUaharani (Mahal sekalee bo! buat ukuran aku pribadi)

2. Tidak ada alasan nggak up-to-date. Karena kan on-line terus. Nggak ada alasan kabur. Apa coba alesannya? Padahal orang kan need privacy juga kan? Istilah kalau blackberry (di-on-in) bisa online kapan saja.
3. Kadang-kadang asik sendiri karena terlalu asyik chatting dan buka2 website yang asik. Kadang bikin orang-orang jadi sebel kan, nggak nyimak diajak ngobrol karena keasyikan chatting!
(Ini nih yang paling BURUK!) dan potensi untuk dicuex-in. heheheee

Semua itu bisa diatasi asalkan saja:

- Seimbang.
Kebutuhan chatting dan pertemuan tatap muka langsung harus diperhatikan.

- Harus memperhatikan waktu, jangan menghabis2kan waktu untuk chatting karena tanpa sadar kita menghilangkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang mungkin bisa lebih penting dan lebih bermanfaat.
menurut pendapat aku pribadi ni, saat ini sebenarnya aku belum merasa butuh Blackberry untuk menjadi sesuatu yang penting. Soalnya kemajuan teknologi sekarang ini juga banyak memanjakan para penggunanya. Banyak aplikasi-aplikasi HP yang juga bisa berinternet ria (GPRS atau WAP).
Dengan itu bisa kan chatting?
Lagipula sebagai gadget ini merupakan gadget yang lagi trend aja. Mengingatkan kita akan teknologi Apple yang mendunia.
Lagi-lagi itu kembali kepada kita. Itu pilihan. Mau ikut arus? Atau tidak?
Betul kan?
sekarang gimana??? mau gabung dengan geng blackberry atau kaya aku pengguna internet di kosan aja dan kampus.....

Kalau aku sih memilih yang kedua. Atau memanfaatkan internet melalui fasilitas dan fitur-fitur di HP.
Coba sekali lagi dipikirkan jika mau membeli blackberry.Memang kebutuhan? atau sekedar gengsi?
okeyyy..
apapun yang dipilih oleh kamu..itulah yang terbaik.
(***)

film "Bandung with LOVE"



Category:
Movies
Genre:
Romantic Comedy


i love movie..


awalnya karena tiap sabtu minggu kadang enggak ada acara, jadi pelariannya ke film-film deh.


depan kosan ada rental film yang cukup lengkap, dan harga sewanya pun standar.


Dan salah satu film yang bikin aku beresedih lagi adalaaah..."bandung with love"



Say NO to Selingkuh


Film yang dibintangi oleh Marsha Timothy dan Richard Kevin ini bisa dikatakan lumayan banget sih. Ceritanya mengenai Marsha yang berperan sebagai Vega, mahasiswi yang kuliah sambil kerja. Setiap malam minggu ia menjadi penyiar radio dengan scrip acara ‘from bandung with love’ yang membahas tentang semua cinta dan segala problematikannya. Selain itu ia menjadi seorang freelance copywriter di sebuah advertising bernama Dolphin.


Cerita mulai bergulir ketika Vega sebagai penyiar, ia selalu mendengar bahwa cewek selalu menjadi korban kekecewaan cowok karena selingkuh!! Ia pun ingin membuktikan bahwa teorinya benar. Hal itu kemudian ia praktekkan secara tidak sengaja saat terlibat proyek dolphin dengan Ryan, seorang creative director. Padahal saat itu ia sudah mempunyai pacar bernama Dion !!!Tanpa ia sadari gadis itu terjebak dalam permainannya sendiri karena saat bersama dengan Ryan, Vega mengetahui bahwa Ryan bisa memperlakukan cewek seromantis mungkin, berbeda dengan Dion pacar Vega. Pendiam dan kalem.


Kalau dilihat sebenarnya ia juga sudah berselingkuh! Meskipun tujuan awalnya tidak seperti itu.Apalagi Ryan juga menyatakan bahwa ia suka pada Vega dan saat gadis itu Vega sudah berusaha tobat bahwa sebenarnya ia sudah punya pacar dan ingin kembali kepadanya. Mereka mengakhiri perpisahan itu dengan kissing lips good bye!


wow...buat perpisahan aja mesti pake acara kissing lip..no..no...no


Tapi tanpa gadis itu sadari kekasihnya melihatnya.

hati kekasihnya sangat hancur..kecewa..sedih


Dari kejauhan gadis itu tidak mengetahuinya. Puncaknya baru diketahui ketika gadis itu on-air di acara radionya. Ia menerima curhatan dari seorang penelpone yang ternyata adalah pacarnya sendiri, Dion!!!!!Tapi semua sudah terlambat. Cowok itu terluka dan tak bisa memaafkannya.



Dari film ini sih dapat dilihat bahwa apapun bentuknya dan kapan, perselingkuhan itu akan sulit dimaafkan.

dan sangat menyakitkan bagi yang diselingkuhkan.

Untuk yang berselingkuh...ini akan jadi bumerang besar buat dia.


…So …..“ Say No To Selingkuh! “or” Jangan Pernah Kau Selingkuh! “


mending jomblo aje deeeh..

novel "bellamore"



Category:
Books
Author:
Karla M.Nashar

Novel metropop ini adalah novel metropop yang pertama kali aku beli dan ternyata sangat sangat menarik. Dari saat itu aku mulai menyukai novel-novel metropop lainnya, soalnya bahasa yang di tulis oleh pengarang sangat ringan sehingga mudah dipahami dan dihayati. Novel bellamore ini Membuat aku enggak mau berhenti membacanya. dari bab awal hingga akhir itu bikin penasaran abiss.
. . .
Lana
Seorang gadis ‘sempurna’ yang cantik dan memiliki posisi yang cukup baik di sebuah perusahaan multinasional. Tapi ia kurang beruntung karena masalah cinta. Pacar-pacarnya mundur karena ia begitu keukeuh mempertahankan apa yang ia miliki. Sudah kesekian kalinya ia putus dengan pacarnya karena hal yang sama. Ia anggap sakral dan akan ia berikan pada seseorang yang akan menjadi jodohnya nanti. Virginity. Lana tidak mau sembarangan. Ini ia lakukan sesuai dengan moral orang-orang asia pada umumnya. Keyakinannya juga.Hal tersebut membuatnya berhati-hati.
Disisi lain ia juga mempunyai dua orang sahabat yang selalu menemaninya. Pertama sahabatnya yang alim dan telah menikah muda, serta kedua sahabatnya yang centil dan bermental player. Anehnya dengan perbedaan itu mereka dapat bersahabat. Ia menemaninya ketika Lana kini jomblo dan sangat heboh mencarikannya pacar lagi, sementara Lana menyibukkan dirinya untuk bekerja sambil berfikir apakah benar-benar sudah tidak ada pria yang tulus?
Kisah kemudian bergulir semakin seru ketika perusahaannya bekerjasama dengan perusahaan internasional lain. Disini ia berkenalan dengan seorang pria Italia bernama Fabian. Hubungan yang terjalin, hubungan yang profesional. Tak bisa dipungkiri sosok Lana yang begitu menggoda membuatnya tertarik. Pria tersebut sering mengusiknya, menggodanya dalam kata-katanya, perbincangannya. Membicarakan tentang virginity itu disela-sela pembicaraan tentang pekerjaannya. Tetapi Lana tetap keukeuh dengan pendiriannya. Tak peduli bahwa orang Italia itu ’meledeknya’ di setiap pertemuannya. Ia tetap menekankan hubungan baik itu harus terjalin karena ini dalam menjalankan professionalismenya. Hubungan kerja.
Pada saat yang bersamaan sahabatnya juga tak kenal lelah membantu Lana mencarikan pacar barunya. Ia merekomendasikan temannya. Akhirnya memang mereka berpacaran. Lana merasa mungkin pria ini akan lebih baik dari yang sebelumnya. Tapi lagi-lagi Fabian menggodanya dan berkata bahwa laki-laki itu hanya menginginkan hal yang sama seperti yang sebelumnya. Lana lantas marah. Tak percaya sekaligus kesal karena Fabian sudah terlalu mencampuri kehidupan pribadinya.Peringatannya tak sepenuhnya salah. Lana merasa harus berterima kasih kepadanya.
Diam-diam adegan adu mulut dan percek-cokan itu ia rindukan. Kangen. Tapi ia mendapatkan kabar yang sangat mendadak, tiba-tiba Fabian meninggalkan Indonesia. Tidak akan kembali. Yang sangat Lana sesalnya mereka pergi tanpa berpamitan dan ia tak sempat mengucapkan terima kasih.
Amore, jatuh cinta ....
Akhirnya Lana pindah kerja dan ia mendapatkan posisi yang lebih baik di kantor barunya. Bahkan dia mendapatkan kesempatan mengikuti workshop di New York. Mereka dipertemukan kembali oleh nasib. Lana bertemu kembali dengan Fabian. Secara kebetulan. Berkali-kali. Awalnya ia ingin tahu mengapa Fabian pergi begitu mendadak, tetapi jawabannya sesuatu yang membuat Lana tercekat. Kaget. Shock. Fabian sakit Lupus. Tidak bisa disembuhkan. Karena itu ia meninggalkan Indonesia. Fabian juga tak ingin memberikan harapan begitu banyak kepada Lana, karena diam-diam ia mencintainya.
Saat tahu Fabian sakit tak terasa sudah dalam hitungan minggu ia harus kembali ke Indonesia. Lana baru menyadari bahwa dia benar-benar mencintai Fabian. Ia tidak mau kehilangannya. Tapi Fabian melarangnya dan ia tidak akan membiarkan Lana melepaskan kariernya hanya demi dia. Karena ia sakit. Lana pun pulang dalam keadaan tidak menentu. Namun ada satu pesan untuknya demi cintanya pada Fabian, ia harus merelakannya dan tidak boleh menutup mata jika ada lelaki baik yang mencoba mencintai Lana. Mungkinkah Lana bisa mencintai orang lain seperti pada Fabian?
Lana kembali ke Indonesia.
Tak disangka-sangka di kantornya dia bertemu dengan sosok yang ’charming’. Namun hatinya sudah terlanjur mati. Lagi, lagi melalui pertemuan yang tidak disengaja mereka bertemu. Lelaki yang merupakan boss-nya itu ternyata menawarkan cinta. Memberikan Lana kesejukan. Ia jadi teringat pesan-pesan Fabian untuk membuka hati mencintai orang lain .... Ia mencobanya.Ternyata ada! Lelaki ini memang sangat baik. Mereka bertemu di kantor. Ia menjadi boss barunya. Perkenalan singkat itu berujung ia bersedia menikahkan Lana. Tapi tiba-tiba hatinya bimbang, apa yang harus dia lakukan? Separuh hatinya memang buat lelaki itu, tetapi separuh hati yang lain masih menetap di Fabian. Diantara kebimbangan itu, lelaki itu menawarkan kejutan yang lain. Menghampiri Fabian. Berdua dengan dirinya. Dengan hati yang tidak karuan ia menemui Fabian. Sulit rasanya menerima kenyataan bahwa ia masih mencintai Fabian. Tapi lagi-lagi ia menyuruh Lana melupakannya dan meminta kepada lelaki itu untuk menjaga Lana.
Sampai akhirnya Fabian meninggal. Lelaki itu tidak pernah melarang Lana untuk tetap mencintainya, karena ia tahu masih ada cinta untuknya.
.... dan pas halaman terakhir aku baca ...bener-bener bikin aku sad banget.
cerita ini bener-bener a beautiful love to remember seperti judul novelnya.