23 Jan 2009

mampukah kita mencintai tanpa syarat....?


cinta..


kayanya hidup ini enggak bisa dipisahkan dengan yang namanya CINTA..CINTA..dan CINTA.

seseorang bisa berubah 100% karena cinta, ia bisa berubah menjadi lebih rapi, lebih maskulin untuk cowok, lebih terlihat fresh, lebih ceria dan pastinya masi banyak lagi ciri-ciri orang yang lagi falling in love. Tapi ada juga yang membawa dampak negativ dari yang namanya cinta...seseorang tersebut bisa sering melamun, jadi malas belajar akibat sering memikirkan orang yang ia cintai...huFFF!!

emang cinta itu bisa merubah kita semua.

tapi disini aku pengen sekedar shering aja. 2 hari yang lalu aku baca blog seseorang, cuma aku lupa nama blognya..duh nyesel banget enggak save alamatnya.

di blog dia ada satu kisah yang bikin aku sadar arti cinta yang sebenarnya.

ternyata cinta itu benar-benar tulus.


ceritanya gini...

(ini kisah nyata looo...h)


Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senjabahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi denganmerawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan, itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidakbisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dialetakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepasmaghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, PakSuyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ” Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu” . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.


Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.

”Anak2ku ……… Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,mungkin bapak akan menikah….. .tapi ketahuilah dengan adanyaibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkankalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukanhadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargaidengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanyaseperti Ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagiameninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak ygmasih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumuyg masih sakit.”
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno, dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepadaSuyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudahtidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadirdi studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulahPak Suyatno bercerita.


Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian )adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinyaapalagi dia sakit,,,”


hmmm....bener-bener menyentuh ceritanya.

mudah-mudahan akan ada banyak pak suyatno-suyatno yang lainnya di dunia ini.

dan sebagai wanita juga, kita semestinya harus begitu.

cinta bukanlah dilihat dari apa yang yang terlihat oleh mata kita, tapi sebenarnya cinta itu dilihat dari bathin dan hati untuk selalu ikhlas menyayangi dan mengasihi.